Radang Usus Buntu, haruskah dipijat?
Sakit perut karena radang usus buntu layak mendapat perhatian serius. Sebab, tak sedikit masyarakat yang menyepelekan keluhan ini dan salah melakukan tindakan. Alhasil pasien yang datang kerumah sakit sudah dalam kondisi parah/berat. Umumnya, masyarakat memijat perut saat terjadi radang. Benarkah tindakan tersebut???
Secara medis, usus buntu dikenal dengan sebutan apendiksitis. Letak normal organ ini terdapat di dalam perut sebelah kanan bawah atau sekum usus besar. Bentuk organ ini terdapat di dalam perut sebelah kanan bawah atau sekum usus besar. Bentuk organ usus buntu khas, yakni tabung kecil yang sekilas tampak seperti cacing (umbai cacing). Panjangnya bervariasi antara 3-15cm.
Hingga saat ini, belum ada ahli yang menyatakan fungsi atau manfaat dari organ ini. Sebaliknya, usus buntu lebih sering menimbulkan masalah kesehatan. Sebab rongga (lumen) umbai cacing yang sempit sering menyebabkan zat lendir mudah tersumbat.
Sebagai saluran cerna, usus buntu menghasilkan immunoglobulin sekretoir IgA yang berperan sebagai pelindung terhadap infeksi. Namun pengangkatan atau operasi terhadap organ ini tidak mempengaruhi sistem kekebalan tubuh. Sebab jumlah jaringan getah bening (limfe) pada apendiks sangat kecil.
PENYEBAB
Apendiksitis merupakan infeksi bakteri. Ada beberapa faktor yang memicu timbulnya usus buntu, antara lain:
1. Sumbatan rongga usus buntu dan hyperplasia jaringan limpe,
2. Kotoran yang mengeras (membantu),
3. Tumor apendiks,
4. Cacing ascaris,
5. Penggantung apendiks yang terlalu pendek,
6. Erosi selaput lendir apendiks (mukosa) oleh parasit E Histolitica
7. Pita jeratan perlengketan sekitar usus buntu
Dari pelbagai faktor tadi, ternyata pola makan yang tidak sehat menjadi pemicu utama timbulnya radang usus buntu. Hasil penelitian menunjukkan masyarakat yang tidak menyukai sayur atau kurang menkonsumsi serat lebih sering mengeluh radang usus buntu. Keluhannya sulit buang air besar dan konstipasi.
Sulit buang air besar akan meningkatkan kejadian radang usus buntu. Sementara konstipasi akan meningkatkan tekanan dalam usus besar dekat muara apendiks yang berakibat timbulnya sumbatan fungsional apendiks. Adanya sumbatan akan meningkatkan pertumbuhan kuman usus besar.
KENALI GEJALANYA
Gejala usus buntu bervariasi tergantung letak usus buntu. Untuk itu, Anda harus mengenali gejalanya. Umumnya penderita usus buntu mengalami:
1. Nyeri samar-samar sekitar ulu hati (pusat perut/pusar)
2. Penderita menduga terserang maag
3. Rasa sakit beralih ke bagian perut bawah kanan
4. Perut kanan bawah sakit jika ditekan oleh jari
5. Mual dan muntah
6. Napsu makan menurun
7. Sulit buang air besar
Sementara apabila letak usus buntu di belakang sekum maka gejalanya nyeri pada perut kanan bawah akan terasa samar. Apabila letak usus buntu berada di rongga panggul makan akan merangsang usus besar atau kandung kemih. Dampaknya penderita mengeluh diare atau infeksi saluran kemih.
Pada anak-anak maupun orangtua gejala kurang begitu jelas. Umumnya rewel tak mau makan dan sering muntah. Akibat keluhan tadi, penderita memilih memijat atau mengurut di bagian perut. Tindakan ini sebaiknya dihindari karena apendiks bisa jebol. Akibatnya infeksi menyebar hingga keseluruh tubuh. Jika hal ini terjadi maka memerlukan penanganan lebih kompleks dengan resiko komplikasi medis yang tinggi. Keluhan sulit buang air besar membuat penderita usus buntu mengkonsumsi obat pencahar. Tindakan ini sangat berbahaya, ingat usus buntu yang sudah meradang akan mudah jebol. Pertanda apabila usus buntu sudah jebol apabila penderita mengalami peningkatan suhu tubuh.
DIAGNOSIS
Pasien akan melalui tahapan wawancara, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, seperti pengambilan sampel darah, tes urin, rontgen atau USG perut. Hasil pemeriksaan pada pasien yang diduga menderita usus buntu biasanya mengalami peningkatan sel darah putih. Selain itu, akan tampak adanya sel radang ringan atau normal pada hasil pemeriksaan urin.
PENANGANAN
Pasien yang terdiagnosa usus buntu akan mendapatkan rangkaian penanganan. Di antaranya pemasangan infus, bedrest untuk mengurangi resiko usus jebol (perforasi) dan mengkonsumsi obat antibiotik.
Tindakan operasi akan menjadi pilihan utama apabila penderita dalam keadaan akut. Apabila pasien usus buntu menderita penyakit kronis atau menahun maka dokter akan melakukan tindakan yang direncanakan (elektik) dengan berbagai pertimbangan.
Oleh :dr. Salwan Hartono, Sp.B
Jadwal Poliklinik Afiat Dr. Salwan Hartono, Sp.B
Senin 14.00-17.00 , Selasa 14.00-17.00
Rabu 08.00-10.00 & 12.00-13.00 & 14.00-17.00
Kamis 14.00-17.00, Jumat 08.00-13.00
Sabtu 16.00-19.30