MENYUSUI BAIK UNTUK IBU DAN BAYI
Ketua Sentra Laktasi Indonesia (Selasi) dr Utami Roesli mengingatkan, menyusui baik bagi ibu dan juga bayi. Tidak hanya bayi yang mendapatkan manfaat lebih, tetapi ibu yang menyusui dengan baik anaknya juga mendapatkan manfaat dua kali lipat dari ibu yang tidak menyusui anaknya.
"Menyusi tidak hanya baik untuk bayi tetapi juga ibunya. Bayi akan lebih cerdas, sehat dan berkepribadian baik. Dan ibu akan lebih sehat dan menarik," katanya saat mengisi pelatihan konseling menyusui di RS PMI Bogor, belum lama ini.
Terkait banyaknya keluhan para ibu sulit untuk menyusui, menurut Utami hal tersebut dikarenakan minimnya informasi yang diperoleh ibu tentang ASI dan cara yang benar menyusui, dan apa yang harus dilakukan apabila timbul kesukaran dalam menyusui bayinya.
"Menyusui, khususnya secara alamiah. Menyusui suatu pengetahuan yang selama berjuta-juta tahun mempunyai peran penting dalam mempertahankan kehidupan manusia," katanya.
Dari sudat pandang Islam, menyusui dibahas dalam Surah Al Baqarah ayat 233 (Hak menyusi bagi seorang anak). Dimana firman Allah SWT berbunyi "Para ibu hendaknya menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan ekduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan". (Al Baqarah :233).
Pada surat Al Ahqaf ayat 15 juga menjelaskan "Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya yang mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan".
Menurut Utami, tiga hadis Rasulullah SAW juga menjelaskan tentang menyusui yang dianjurkan dalam agama. Seperti Hadis Riwayat Thabrani yang menjelaskan setiap isapan berpahala. Ibnu Hasan menyebutkan seorang ibu yang selama semalaman terjaga untuk menjaga dan menyusui anaknya, pahalannya sama dengan membebaskan 70 budak di jalan Allah. Dan Hadist berikutnya menyebutkan, jika seorang ibu menyusui anaknya, datanglah malaikat dan berkata berbahagialah buk, dosamu diampuni.
"Jadi berbahagialah ibu yang menyusui anaknya, selain menciptakan generasi emas, juga ibu yang sehat," katanya.
Ada tiga faktor menyebabkan ibu-ibu sulit atau enggan menyusui anaknya secara ekslusif hingga dua tahun, yakni karena belum sampainya informasi yang benar tentang ASI, sarana kesehatan, atau fasilitas kesehatan dan tempat kerja yang tidak memungkinkan bagi ibu menyusui serta iklan susu formula yang menyesatkan.
"Susu binatang ya untuk binatang, kenapa dikasih kepada anak manusia. Kandungan susu formula DHA dan omega tidak akan menambah kepandaian pada bayi, karena bayi tidak dapat menyerapnya," kata dia.
Menurut Utami, agar ibu dapat menyusui dengan baik perlu dukungan dari suami dan keluarga, juga tempat bekerja. Agar ibu bisa menghasilkan ASI dan menyalurkannya kepada bagi dengan penuh suka cita.
Utama juga menegaskan, menyusui tidak merusak bentuk payudarah.
"Kalau tidak mau payudarah berubah jangan hamil, jangan pula menikah. Karena payudarah sudah berubah sejak hamil, jadi bukan karena menyusui," katanya.
Rumah Sakit PMI bekerjasama dengan Sentra Laktasi Indonesia (Selasi) dan Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Bogor, menggelar palatihan konseling menyusui dengan metode 40 jam WHO/UNICEF yang diikuti sekitar 20 peserta yang berasal dari kalangan tenaga kesehatan seperti bidan, dokter, perawatan dan masyarakat umum.